China Blokir Influencer yang Pamer Harta: Upaya Tekan Materialisme dan Perbaiki Moralitas Sosial

Dalam upaya terbaru untuk mengendalikan materialisme dan meningkatkan moralitas sosial, pemerintah China telah memblokir sejumlah akun influencer yang sering memamerkan kekayaan di media sosial. Kebijakan ini merupakan bagian dari program “Clear and Bright” yang bertujuan membersihkan konten tidak diinginkan dari internet dan menindak influencer yang menampilkan gaya hidup mewah.

Photo by Solen Feyissa on Unsplash

Dilansir dari Kompas.com, pemerintah China menganggap bahwa konten yang memamerkan harta memiliki pengaruh buruk terutama bagi remaja. Materialisme yang menyebar melalui media sosial dinilai dapat merusak nilai-nilai sosial dan memicu ketidakpuasan di kalangan masyarakat. Selain itu, langkah ini juga mencerminkan upaya pemerintah untuk mengurangi ketimpangan ekonomi yang semakin terlihat di tengah perlambatan ekonomi negara.

Carwyn Morris, seorang ahli kebijakan internet dari Universitas Leiden, Belanda, menyatakan bahwa konten pamer kekayaan sering dianggap vulgar, terutama selama periode ekonomi yang sulit. "Sangat mungkin banyak orang melihat konten semacam ini sebagai sesuatu yang vulgar, terutama selama perlambatan ekonomi," kata Morris .

Beberapa influencer terkenal yang akunnya diblokir termasuk Wang Hongquan, yang dikenal sebagai "Kim Kardashian dari China", Sister Abalone, dan Young Master Bo. Wang Hongquan, yang memiliki lebih dari empat juta pengikut di Douyin, sering mengunggah video yang menampilkan koleksi perhiasan mewah dan gaya hidup super mewahnya. Akunnya diblokir karena melanggar pedoman komunitas yang diterapkan oleh Douyin. Media pemerintah Tiongkok melaporkan bahwa video-video Wang menghilang dari Douyin bulan ini bersama dengan akun-akun beberapa influencer mewah lainnya 

Sister Abalone, yang terkenal dengan video-video rumah mewahnya dan koleksi perhiasan berharga, juga mengalami nasib serupa. Kontennya tidak lagi terlihat di Bilibili, platform video mirip YouTube. Sister Abalone sering terlihat mengenakan kalung berlian dan mutiara dalam videonya, yang tidak lagi tersedia di platform tersebut  . Young Master Bo, yang sering memamerkan mobil super mewah dan tas desainer langka, juga mendapat pemberitahuan bahwa akunnya telah melanggar hukum dan peraturan yang relevan.

Platform media sosial di China, termasuk Douyin, Weibo, dan Tencent, semakin memperketat pengawasan terhadap konten yang dinilai mempromosikan nilai-nilai negatif. Douyin, misalnya, mengatakan bahwa mereka juga akan menindak video yang berpeluang meningkatkan jumlah penonton, seperti pengobatan untuk masalah kesehatan dan perselisihan rumah tangga. “Douyin memandu para kreator untuk merekam kehidupan yang benar dan baik,” kata perusahaan tersebut.

Weibo, pada 15 Mei 2024, mengumumkan bahwa mereka berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang “beradab, sehat, dan harmonis”, serta mendorong pengguna untuk membuat atau membagikan konten yang “bernilai positif dan benar”. Mereka telah menghapus lebih dari 1.100 postingan yang memamerkan kekayaan dan menangguhkan 27 akun sejak pengumuman tersebut . Tencent juga melaporkan bahwa mereka telah menghapus lebih dari 6.000 konten yang mempromosikan materialisme dalam seminggu terakhir. "Dalam seminggu terakhir, total 6.041 konten dihapus, 36 akun ilegal ditindak, dan 21 mini-program dihapus," kata Tencent.

Langkah-langkah ini mencerminkan upaya yang lebih luas dari pemerintah China untuk menciptakan lingkungan digital yang lebih sehat dan harmonis. Presiden Xi Jinping telah secara aktif mendorong inisiatif untuk mengurangi ketimpangan ekonomi dan mendorong masyarakat untuk menjalani gaya hidup yang lebih sederhana dan bermoral. Inisiatif ini juga telah menghasilkan denda besar-besaran bagi para influencer live streaming, seperti yang dialami oleh ratu live streaming China Viya yang dipaksa membayar denda 204 juta dolar AS atau sekitar Rp 3,2 triliun karena penggelapan pajak pada 2021.

Langkah ini menuai beragam reaksi dari masyarakat. Beberapa mendukung langkah ini sebagai upaya yang diperlukan untuk menekan materialisme dan meningkatkan nilai-nilai sosial. Namun, ada juga yang mengkritik langkah ini sebagai bentuk kontrol berlebihan terhadap kebebasan individu dan ekspresi diri di media sosial.

Posting Komentar

0 Komentar