Departemen Kehakiman Amerika Serikat (DOJ) telah mengajukan gugatan terhadap Adobe Inc. dengan tuduhan penipuan konsumen terkait penyembunyian biaya penghentian langganan dan menyulitkan proses pembatalan langganan. Gugatan ini mencerminkan langkah tegas pemerintah AS dalam melindungi konsumen dari praktik bisnis yang dianggap tidak adil dan merugikan.
![]() |
| Photo by Emily Bernal on Unsplash |
Dalam keluhan yang diajukan pada Senin, 17 Juni 2024, DOJ menyatakan bahwa Adobe telah merugikan konsumen dengan mendaftarkan mereka ke dalam rencana langganan utama yang paling menguntungkan tanpa mengungkapkan syarat-syarat penting secara jelas. Adobe dikatakan mendorong konsumen untuk memilih langganan tahunan yang dibayar bulanan tanpa memberi tahu bahwa pembatalan rencana tersebut pada tahun pertama akan dikenakan biaya ratusan dolar.
"Adobe telah menyembunyikan syarat-syarat materi dari rencana langganan model pembayaran alternatifnya dalam cetakan kecil dan di balik kotak teks opsi dan tautan, memberikan pengungkapan yang dirancang agar tidak terlihat dan yang kebanyakan konsumen tidak pernah lihat," demikian bunyi keluhan tersebut . Selain itu, keluhan menyebutkan bahwa Adobe menggunakan biaya penghentian awal sebagai "alat retensi yang kuat" untuk menjebak konsumen dalam langganan yang tidak lagi mereka inginkan.
DOJ juga menuduh bahwa Adobe menghalangi pembatalan langganan dengan menggunakan proses yang memberatkan dan rumit. Pelanggan yang mencoba membatalkan langganan harus melalui beberapa halaman web dan pop-up, serta dihadapkan pada biaya penghentian awal yang tersembunyi, yang dapat mencapai ratusan dolar. Ini dilakukan untuk mencegah mereka membatalkan langganan.
Laporan dari The Verge menambahkan bahwa pelanggan yang mencoba membatalkan langganan melalui telepon atau obrolan langsung sering kali mengalami panggilan yang terputus atau harus menjelaskan kembali alasan mereka saat menghubungi kembali .
Tanggapan dari Adobe
Adobe, dalam pernyataan yang disampaikan oleh Penasihat Umum dan Kepala Petugas Kepercayaan Dana Rao, menyatakan bahwa mereka berencana untuk menolak klaim tersebut di pengadilan. Rao menegaskan bahwa layanan berlangganan Adobe dirancang untuk memberikan kenyamanan, fleksibilitas, dan efektivitas biaya bagi pengguna. "Prioritas kami adalah selalu memastikan pelanggan kami memiliki pengalaman yang positif. Kami transparan dengan syarat dan ketentuan dari perjanjian langganan kami dan memiliki proses pembatalan yang sederhana," ujar Rao.
Langkah Hukum dan Dampaknya
Gugatan ini bukan hanya mencari hukuman sipil dan bantuan moneter yang adil, tetapi juga meminta perintah permanen untuk melarang Adobe dari pelanggaran lebih lanjut di masa depan. DOJ, bersama dengan Komisi Perdagangan Federal (FTC), berkomitmen untuk menghentikan perusahaan yang mengeksploitasi konsumen melalui penyembunyian syarat-syarat penting dan proses pembatalan yang memberatkan.
Ini bukan pertama kalinya praktik bisnis Adobe mendapat sorotan. Perusahaan ini telah lama beralih ke model langganan sejak 2012, yang menyebabkan frustrasi di kalangan kreatif yang bergantung pada perangkat lunak Adobe untuk pekerjaan mereka. Langkah ini mencerminkan pengawasan regulatori yang berkelanjutan terhadap Adobe, yang sebelumnya juga menghadapi hambatan dalam upaya mengakuisisi platform desain Figma akibat kekhawatiran antitrust dari regulator Eropa .
Gugatan terhadap Adobe menunjukkan komitmen kuat pemerintah AS dalam melindungi konsumen dari praktik bisnis yang dianggap tidak adil dan menyesatkan. Perkembangan kasus ini akan menjadi sorotan penting bagi industri teknologi dan bisnis berlangganan di masa depan.
---
Baca juga: Adobe Tegaskan Kebijakan: Tidak Melatih AI dengan Konten Pengguna

0 Komentar